Sejarah Pramuka Di Dunia Dan Di Indonesia



Sejarah Pramuka Di Dunia Dan Di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan anggota Pramuka terbesar di dunia. Menurut data pada tahun 2010 saja, Di Indonesia terdapat 17.100.000 (tujuh belas juta seratus ribu) anggota yang terdaftar di Pramuka. Itu berarti 7.2% dari penduduk Indonesia merupakan anggota Pramuka. Sungguh sebuah angka yang fantastis. Angka ini bahkan jauh diatas Amerika Serikat yang merupakan negara dengan anggota Pramuka terbesar kedua didunia yang hanya berjumlah 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu) anggota atau sekitar 2.4% dari total populasi penduduk Amerika Serikat.

Sejarah Pramuka berawal dari pengalaman dari Robert Baden Powell yang merasa perlunya dibentuk suatu perkumpulan anak muda yang memiliki keahlian baik secara fisik, mental dan spiritual. Dimana perkumpulan tersebut akan memberikan dampak baik bagi perkembangan dan kebutuhan dunia militer.

Robert Baden Powell yang merupakan seorang berwarga negara Inggris, mulai mendapat ide setelah secara berpindah-pindah bertugas bagi kepentingan kolonialisasi Inggris. Dimana ia pernah bertugas di India, Afrika Selatan dan Zimbabwe. Robert Baden Powell yang terakhir berpangkat sebagai Letnan Jenderal itu telah mengasaskan tertentuknya cikal bakal Pramuka pertama sekali didunia. Yang secara international istilah Pramuka disebut dengan nama Scout dan pergerakan Pramuka itu sendiri disebut dengan istilah Scout Movement. Yang berfungsi untuk mengembangkan fisik, mental, spiritual dan pergerakan (ide) bagi para anggotanya.

 https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/31/Scout_stone_Brownsea.jpg

Peristiwa paling penting yang membawa Robert Baden Powell bersikukuh untuk merealisasikan idenya membentuk scouting boys bermula ketika ia mengikuti Perang Boer. Dimana ia bertemu dengan Frederick Russel Burnham yang merupakan seorang berwarga negara Amerika Serikat. Pada saat itu Frederick Russel Burnham ikut membantu Inggris untuk memenangi perang melawan tentara Boer. Frederick Russel Burnham memberikan berbagai macam ilmu mempertahankan diri di alam bebas ataupun teknik hidup di alam bebas kepada Robert Baden Powell. Konon, Frederick Russel Burnham mendapatkan teknik bertahan hidup dari Ayahnya yang merupakan seorang Pastor di tempat penampungan orang Indian. Jadi intinya, ayah Frederick Russel Burnham banyak mendapat ilmu bertahan hidup di alam bebas langsung dari orang-orang Indian. Frederick Russel Burnham bahkan pernah menggunakan trik bertahan hidup ala orang Indian yang diajari ayahnya itu untuk memenangi perang menghadapi suku Indian. Dan ilmu bertahan hidup inilah yang kemudian diwariskannya secara tidak langsung kepada Robert Baden Powell.

Robert Baden Powell pada saat perang Boer bertugas dengan pasukan muda pembawa pesan dan tidak berpengalaman dalam kontak senjata berhasil mempertahankan kota dari serangan pasukan Boer pada tahun 1899 hingga tahun 1890. Pasukan mudanya yang diberi nama The Mafeking Kadet Corps dipuja-puja di Inggris akibat kemenangannya tersebut. Bahkan ketika ia menerbitkan buku berjudul Aids To Scouting, buku tersebut laku keras di pasaran Inggris. Sehingga ide pembentukan Scout semakin nyata.

Robert Baden Powell mengharapkan pembentukan Scout tersebut dapat menjadi penopang militer Inggris, dimana Scout nantinya akan diberi pelatihan untuk bertahan di alam bebas dengan diberi pengetahuan menggunakan alat-alat dari alam. Dengan demikian pemuda-pemuda Inggris bisa lebih terampil dalam hal bertahan hidup di alam bebas dan tentu saja hal ini dapat menjadi nilai lebih saat pemuda-pemuda Scout ini akhirnya masuk dalam jajaran militer Inggris.
 https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/87/Cub_Scouts_of_Hong_Kong_at_Scout_Rally.jpg
Hebatnya buku Aids To Scouting bahkan menjadi referensi bagi para pemuda Inggris saat itu. Sebuah organisasi kepemudaan berbasis militer yaitu Boys Brigade bahkan banyak menggunakan metode dan konsep Robert Baden Powell. Dengan demikian iapun menjadi lebih bersemangat untuk sesegera mungkin membentuk kesatuan khusus yang mampu menampung kreativitas pemuda pada masa itu.

Pada bulan Oktober 1906 Robert Boden Powell sempat bertemu dengan Ernest Thompson Seton dan saling berbagi ide. Hingga akhirnya pada tahun 1907 ia mulai menulis buku Boy Patrols dan kemudian mencoba idenya dengan membawa 21 Pemuda untuk berkemping di Brownsea Island selama seminggu. Pada saat itu ia menerapkan pelatihan agar para pemuda yang mengikuti kemping itu mampu berorganisasi yang baik dengan serta mampu mempertahankan diri di alam terbuka.

Pada pertengahan tahun 1907 Robert Boden Powell menerbitkan buku yang berjudul Scouting For Boys, buku ini akhirnya menjadi buku paling laris keempat didunia sepanjang masa. Dalam buku itu, Robert Boden Powell merencakan pembentukan suatu organisasi kepemudaan yang tidak hanya memberikan pelatihan bernuansa militer, tapi juga lengkap dengan edukasi, pengetahuan kemampuan penjelajahan, pengorbanan, serta game-game yang mengasah kemampuan otak dan jiwa kepemimpinan. Metode pelatihan yang terangkum di buku tersebut disebut dengan istilah Scout Method yang diadopsi menjadi Metode Kepramukaan oleh Indonesia.

Robert Boden Powell sempat mendapat tawaran untuk menjadi pembina pada organisasi Boys Brigade, namun ternyata ia mendapat kesempatan yang lebih besar saat para pemuda banyak membentuk kelompok Scout dan memintanya langsung menjadi pemimpin kelompok tersebut.

Meskipun sebenarnya pendiri Scouting Movement pertama kali adalah Robert Boden Powell yang berkewarganegaraan Inggris tersebut namun Robert Boden Powell tak lupa pada jasa Frederick Russel Burnham. Pada kelompok yang didirikannya ia menyebut Frederick Russel Burnham dengan gelaran “Kepala Suku”, dengan demikian Robert Boden Powell bukan saja menghargai jasa Frederick Russel Burnham tapi jugamenghargai jasa ilmu alam yang didapat dari masyarakat Suku Indian.

Sejarah Pramuka Di Indonesia
Cikal bakal Pramuka bermula di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Nederlands Padvinders Organisatie (NPO) yang merupakan bentukan cabang dari Belanda telah ada pada tahun 1912. Lalu kemudian pada tahun 1916 berganti menjadi Nederlands Indische Padvinders Organisatie (NIPO).

Pada tahun 1916 juga telah terbentuk organiasi Kepanduan bersifat kedaerahan oleh S.P Mangkunegara VII, yang bernama Javaansche Padvinders Organisatie JPO. Pada tahun 1920, Hizbul Wathan yang merupakan organisasi pergerakan Nasional dari pengikut Muhammadiyah, sebelumnya sempat bernama Padvinders Muhammadiyah.

 https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e2/Indonesische_Nationale_Padvinderij_Organisatie_photo.jpg

Syarikat Islam juga sempat mendirikan organisasi kepanduan yang bernama Sarikat Islam Afdeling Padvinderij atau disingkat SIAP juga berganti nama menjadi Sarikat Islam Afdeling Pandu.

Pada tahun 1923 telah terbentuk Nationale Padvinderij Organisatie atau disingkat NPO di Bandung serta Jong Indonesische Padvinderij Organisatie, atau disingkat JIPO di Jakarta. Akhirnya pada tahun 1926 di Bandung, Kedua Organisasi ini bersatu menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO).

Setiap Kepanduan yang dibentuk kaum Bumi Putera pada saat penjajahan Belanda merupakan tindakan atau upaya untuk memberikan edukasi serta pengetahuan bagi para pemuda, yang kemudian dapat menjadi bekal perjuangan menuju kemerdekaan.

Melalui berbagai macam organisasi Kepanduan yang berdiri dari berbagai macam latar belakang tersebut, akhirnya terbentuklah semangat persatuan diantara pemuda yang kemudian membentuk “Persatuan Antara Pandu Indonesia” atau disingkat PAPI pada tahun 1928. Dari sini telah terlihat upaya para pemuda menuju persatuan dan mencapai cita-cita bersama yaitu kemerdekaan.

Pada tahun 1930 terbentuk pula KBI atau Kepanduan Bangsa Indonesia. Hingga akhirnya kemudian pada tahun 1938 terbentuklah BPPKI atau Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia. BPPKI ini berhasil mengadakan Jamboree pertama di Indonesia. Awalnya nama Jamboree pertama ini adalah “All Indonesian Jamboree” namun akhirnya disepakati menjadi “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” atau disingkat PERKINO pada tanggal 19 hingga 23 Juli 1941.

Para pemuda Indonesia dari tahun-ketahun menjadi semakin berani dan tangguh dalam menghadapi penjajah. Meskipun akses pergerakan pada zaman Jepang sangat minim namun para Pemuda tetap berupaya untuk memperjuangkan kemerdekaan walaupun tak dapat membentuk kepanduan secara terang-terangan.

Barulah pada saat Perang Dunia Kedua berakhir Kepanduan Indonesia kembali membara lagi. Seluruh Organisasi Kepanduan yang ada sebelumnya akhirnya bersatu menjadi Persatuan Pandu Indonesia atau disingkat PRI. Akhirnya pemerintah Indonesia menetapkan bahwa PRI merupakan satu-satunya Kepanduan di Indonesia melalui “Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947”.

Semenjak tahun 1945 tersebut Kepanduan Indonesia atau dikenal PRI telah berjuang secara terang-terangan dalam upaya merebut serta mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada saat itu tentu saja Belanda berupaya supaya para pemuda Indonesia tidak berani melakukan aktivitas kepemudaan yang pro Republik. Belanda melakukan berbagai upaya untuk memadamkan semangat persatuan dan perjuangan para pejuang.

Memory pilu tercatat dalam sejarah bangsa ini pada tanggal 17 Agustus 1948 pada saat para pemuda PRI mengadakan upacara kemerdekaan, Belanda melakukan penyerbuan dan gugurlah Soeprapto sebagai seorang Pandu yang gagah berani berkalang tanah demi kemerdekaan bangsa Indonesia.

Di beberapa daerah yang dikuasai Belanda, PRI menjadi organasasi terlarang. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat perjuangan para pemuda, mereka tetap membuat beberapa organisasi lainnya diantara Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Gerakan ini tentu saja mengibuli Belanda, karena seolah pergerakan ini berlainan dengan semangat pandu padahal nyatanya hanya nama saja yang berbeda namun semangat nasionalisme tetap sama.
 https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/14/Pramuka,_Lencana_dewan_kerja_nasional.svg/2000px-Pramuka,_Lencana_dewan_kerja_nasional.svg.png
Pada tanggal 20-22 Januari 1950 di Yogyakarta diadakan Konggres Kedua yang memutiskan bahwa PRI bukan lagi satu-satunya organisasi Kepanduan Di Indonesia dengan putusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. Lalu tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa PRI merupakan satu-satunya wadah Kepanduan Indonesia dengan demikian keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 tidak berlaku lagi.

Sepuluh hari selepas Keputusan Menteri tersebut, para wakil organisasi Kepanduan mengadakan konferensi di Jakarta, pada saat itu ( 16 September 1951) diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia atau disingkat IPINDO sebagai suatu federasi. Lalu pada tahun 1953 IPINDO menjadi anggota Scout sedunia.

Jika persatuan Kepanduan Putera bernama IPINDO, untuk para pemudi Indonesia pula terdapat dua federasi yaitu “Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia” atau disingkat PKPI serta “Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia”atau disingkat POPPINDO.

Jambore Nasional  pertama setelah Kemerdekaan diadakan pada 10 hingga 20 Agustus 1955, di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta. Dan pada tahun 1959 IPINDO juga mengirimkan kontingen Indonesia ke Jambore Dunia di Makiling, Filipina.

Pada tahun 1961, telah terjadi beberapa peristiwa yang menggiring persatuan total seluruh federasi kepemudaan atau organisasi Pandu seluruh Indonesia. Tahun 1961 menjadi tahun dimana semua persatuan Kepanduan Indonesia melebur menjadi satu yaitu PRAMUKA yang merupakan singkatan dari Praja Muda Karana.

1.      Hari Tunas Pramuka yang jatuh pada tanggal 9 Maret, berasal dari peristiwa 9 Maret 1961 untuk mengingat peristiwa Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan tokoh pimpinan yang mewakili Kepanduan Indonesia

2.      20 Mei yang diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional menjadi hari bersejarah bagi Pramuka karena pada tanggal 20 Mei 1961 telah diterbitkan keputusan Presiden nomo 238 tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya.

3.      Pada 30 Juli 1961 diperangati sebagai “Hari Ikrar Pemuda” oleh Pramuka karena pada hari itu terjadi peristiwa seluruh wakil organisasi Kepanduan di Indonesia menyatakan diri melebur kedalam Organisasi Gerakan Pramuka.

4.      Hari Pramuka yang diadakan pada tanggal 14 Agustus, diadakan untuk memperingati peristiwa pada 14 Agustus 1961 dimana diadakan pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari.