9 Fakta Sejarah Bukti Islam Agama Damai

9 Fakta Sejarah Bukti Islam Agama Damai

Islam merupakan Agama terbesar di Indonesia. Lebih kurang 80% penduduk Indonesia merupakan pemeluk Agama Islam.

Di Negara ini sangat sering kita mendengar pernyataan “Islam Agama Damai” namun sayangnya kita melihat banyak aksi teroris terjadi di negara ini. Banyak juga orang Islam yang menjadi koruptor atau kriminal. Beberapa kekerasan yang dilakukan oleh orang pemeluk Agama Islam membawa pandangan masyarakat yang bukan Islam menjadi remeh kepada Islam. Padahal, pada kenyataannya pernyataan “Islam Agama Damai” itu bukanlah klaim semata. Hal itu benar-benar terjadi baik dimasa lalu, dimasa kini maupun masa depan nanti.

Untuk lebih jelasnya kali ini saya akan melampirkan 9 fakta sejarah bukti Islam Agama damai. Dan hal ini bukanlah klaim sepihak semata. Tulisan kali ini saya harapkan dapat dibaca oleh ramai pemeluk Agama Islam serta non Islam agar lebih sadar akan Islam yang sebenarnya.

Untuk itu saya tidak akan menuliskan betapa lembut dan jujurnya Nabi Muhammad Salallahu Alaihis Wasalam, karena tentu saja pemeluk Agama lain tidak welcome dengan Nabi Muhammad, kalau mereka mengakui bahwa Nabi Muhammad merupakan Nabi akhir zaman tentulah mereka sudah menganut Agama Islam.

Di tulisan ini saya akan menuliskan 9 fakta sejarah diluar aksi Rasulullah dan para sahabat. 9 fakta sejarah ini merupakan kejadian yang terjadi dalam kontak umat Muslim paska wafatnya Rasulullah dan para Sahabat.

Islam yang sebenarnya berdasarkan pada Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad serta Hadist yang diajarkan secara turun menurun oleh para Sahabat itulah yang menjadi dasar Islam sejati.
Sebenarnya ada berbagai macam kebaikan umat Islam di dunia yang bisa menjadi bukti bahwa Islam itu Agama yang damai.  Kali ini saya hanya tulis 9 hal saja yang terekam sepanjang sejarah tapi semoga bisa jadi pertimbangan seluruh umat manusia.

1. Kepahlawanan Salahuddin Al-Ayubi
Salahuddin Al-Ayubi dalam tulisan barat dikenal dengan nama Saladin. Beliau merupakan seorang yang bertempur dalam Perang Salib sekaligus pendamai. Salahuddin Al Ayubi atau Saladin ini merupakan seorang pemeluk Islam. Beliau berjasa atas perdamaian dari konflik berdarah antara Islam dan Kristen.

Salahuddin Al Ayubi lahir di Tikrit pada tahun 1137 Masehi. Ketika perang Salib berlangsung Salahuddin Al Ayubi menjadi panglima perang bagi angkatan Muslim. Nama baik beliau diakui oleh bangsa Eropa yang ketika itu menjadi musuhnya.

Para tawanan Kristen, diperlakukan dengan sangat baik oleh Salahuddin Al-Ayyubi, hal ini diakui sendiri oleh para tawanan pasukan Salib yang menjadi tawanannya. Padahal bisa saja ia membunuh para tawanan itu seandainya ia bermental pembenci. Namun hal itu tidak dilakukan oleh Salahuddin Al-Ayubi, ia memiliki mental yang keras namun hati yang lembut. Diantara tawanan yang diperlakukan dengan baik adalah Guy De Lusignan (seorang kesatria Salib).

Bayangkan betapa mengerikannya suasana perang antara Islam dan Kristen saat itu. Ketika pasukan Salib menyerang Jarussalem mereka membantai penduduk Islam, namun ketika Islam telah hampir memenangi perang, Islam justru memperlakukan orang-orang yang membencinya dengan sangat baik.


Hebatnya lagi, Salahuddin Al Ayubi meskipun tegas namun tetap tidak tegaan jiwanya. Saat pasukan Muslim sudah mengepung Jarussalem dan bisa menghancurkan kekuatan pasukan Salib yang bertahan habis-habisan di dalam tembok kota. Salahuddin Al Ayubi justru menjamin, bahwa ia tidak akan membantai pasukan Salib  apabila pasukan Salib mau keluar dari tembok kota dan pulang ke wilayah mereka masing-masing (mayoritas Eropa). Dan hal ini benar-benar dibuktikannya. Bahkan ia menjamin ketika Jarussalem dikuasai Islam maka setiap peziarah Kristen dan Yahudi boleh berziarah secara aman ke tempat suci menurut kepercayaan masing-masing bahkan dijaga oleh pasukan Muslim. Bahkan beberapa penduduk Kristen dan Yahudi juga diizinkan berdomisili di Jarussalem dan diperlakukan dengan adil.

Padahal Salahuddin Al Ayubi bisa saja melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan tentara Salib saat merebut kota itu dari Muslim. Itulah, itulah bukti betapa damainya ajaran Agama Islam.

2. Penguasaan Islam Atas Spanyol
Umat Muslim menyeberangi selat Gibraltar untuk menguasai Spanyol dengan pasukan yang minim. Dengan tekad dan semangat yang tinggi akhirnya Spanyol dan Portugal sempat dikuasai oleh umat Muslim. Namun jangan pernah membayangkan kekuasaan Islam atas Spanyol ini seperti Belanda berkuasa atas Indonesia atau seperti Inggris berkuasa atas India.

Spanyol tidak dijadikan sebagai tanah jajahan yang membuat rakyat Spanyol menderita. Penguasaan Islam atas Spanyol hanya berupa kewajiban membayar pajak. Bahkan di Spanyol dibangun universitas yang kemudian menjadi pusat ilmu pengetahuan bagi para pelajar Eropa.
Sayangnya ketika umat Islam di Spanyol mulai melemah dan Spanyol mampu memberontak, mereka memperlakuan umat Islam dan Yahudi dengan semena-mena. Sisa-sisa masyarakat Islam dan Yahudi di Spanyol dibantai dan diusir keluar dari Spanyol. Kebanyakan mereka terpaksa menjadi penduduk Afrika Utara dan Arab. Padahal penguasaan umat Islam atas Spanyol tidak seperti Belanda menguasai Indonesia. Ketika Belanda lemah maka orang-orang Belanda harus angkat kaki dari Indonesia. Sedangkan masyarakat Islam Spanyol terdiri atas berbagai macam suku bangsa, bahkan Eropa sendiri. Dan mereka tidak punya negara induk untuk kembali. Namun hal itu benar-benar terjadi, Spanyol menjadi negara yang diperuntukkan bagi umat Kristen. Sedangkan Islam dan juga Yahudi harus angkat kaki dari sana.

Kalaupun mau disebut penjajahan, maka penjajahan orang-orang Islam keatas Spanyol merupakan penjajahan paling baik sepanjang sejarah.

3. Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Indonesia, negara kita tercinta pun juga menjadi bukti bahwa Islam itu merupakan Agama yang damai. Umat Islam di Indonesia bertempur menghadapi penjajah Belanda dengan moral yang tinggi. Bukti nyata dari tulus dan ikhlasnya perang kemerdekaan Indonesia bisa dilihat dari beberapa kali bangsa Belanda melanggar perjanjian, sedangkan Umat Islam Indonesia selalu beritikad baik untuk merebut kemerdekaan secara damai.

Bukti yang tak dapat terbantahkan bisa ditemukan dari petikan pidato Bung Tomo dibawah ini :
“Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting!
tetapi saya peringatkan sekali lagi
jangan mulai menembak
baru kalau kita ditembak

maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka”

Perhatikan kata-kata yang saya beri bold, nampak jelas disana betapa mulianya perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Bayangkan dalam keadaan perang brutal, dimana kita harus menghadapi musuh yang memiliki senjata super lengkap, namun kita masih berjiwa besar, tidak akan menembak sebelum ditembak.
Satu hal yang nyata juga, lihatlah betapa umat Muslim itu tidak pendendam. Belanda yang jelas-jelas sudah menjajah kita namun tidak kita benci. Ketika timnas Belanda berlaga di Piala Dunia  ramai rakyat kita dari berbagai macam latar belakang mendukung Belanda dan mengetepikan luka lama yang dulu pernah dibuat oleh Belanda.

Kalau Islam bukan Agama damai, segala hal yang berbau Belanda tidak akan dihargai sama sekali disini. Kalau Islam bukan Agama damai semua kuburan Belanda sudah diberangus. Kalau Islam bukan Agama damai kita tidak akan mempunyai hubungan diplomatik dengan mantan penjajah kita.

4. Toleransi Islam Yang Tak Dapat Dibantah
Indonesia sebagai negara yang mayoritasnya memeluk Islam namun memperlakukan pemeluk Agama lain dengan adil. Kalau ada suara-suara miring yang merasa diperlakukan tidak adil oleh orang Islam cobalah berfikiran luas.

Di negara yang mayoritas beragama Kristen seperti Amerika Serikat, Prancis, Italia, dsb... terdapat istilah Islamofobia, atau fobia terhadap orang-orang Islam. Ini jelas merupakan jiwa dari mereka yang bermental pembenci. Coba lihat di negara Islam dan juga di negara kita sendiri, kita tak pernah membalasnya dengan Kristenfobia, Yahudifobia atau Budhafobia.
demo anti rasis dan islamophobia
Di Mesir terdapat Kristen Koptik yang berbaur dengan baik bersama umat Muslim. Di Indonesia juga terdapat umat Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu dan mereka bebas menjalankan Agama mereka masing-masing tanpa pernah merasa takut dibantai oleh orang Islam.

Bedakan dengan masyarakat Islam di Myanmar atau Thailand yang selalu diserang secara masal oleh penduduk Budha, bayangkan masyarakat Bosnia yang pernah dibantai penduduk Serbia, bayangkan penduduk Muslim Palestina yang dibantai oleh Yahudi Israel.

5. Ketika Kuat Tidak Semena-Mena
Inilah yang terjadi pada umat Muslim, ketika kita sedang dalam masa kejayaan kita memperlakukan daerah taklukkan kita dengan sangat baik. Dan ketika kita sedang kuat kita tidak tega untuk bertindak semena-mena. Itulah kita.

Saat Turki sedang berjaya dan menguasai Eropa Timur, Umat Islam tidak membatasi kebebasan beragama daerah taklukkannya. Sepertinya umat Islam memang tidak berbakat dalam urusan “menjajah”. Bedakan “menjajah” dengan “menguasai”. Kekuasaan Islam yang besar seperti Turki atau masa ke Khalifahan selalu merasa cukup dengan menetapkan “pajak” pada daerah yang bukan Islam. Dan kita tak pernah memaksa mereka yang bukan Islam untuk mengucapkan Dua Kalimat Sahadat dengan kata lain kita tak pernah memaksa orang-orang didaerah taklukan kita untuk memeluk Agama Islam.
Sayangnya ketika kita dalam posisi lemah, maka musuh-musuh kita akan mengancam hidup kita. Sebelum kita memeluk Agama mereka maka mereka akan terus memerangi kita.

6. Islam Tidak Disebarkan Dengan Penjajahan
Ini juga merupakan suatu fakta, lihatlah negara-negara yang kini memeluk Islam termasuk Indonesia. Tak pernah tercatat dalam sejarah kita dijajah Arab, Mesir atau Iraq. Hal ini juga berlaku pada kesemua negara Islam didunia. Kita masuk Islam bukan atas penjajahan tetapi secara sukarela.

Arab tak pernah menaklukkan Indonesia dan menjadikan negara ini sebagai jajahannya. Tapi  kita sendiri yang memang mau memeluk Agama Islam.
Kalau ada perang antara penganut Islam baru dengan pemeluk Agama leluhur maka itu bukan terjadi dengan kedok satu negara menjajah negara lain. Hal itu terjadi dalam upaya bagi penduduk yang baru memeluk Islam untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh yang masih menganut Agama leluhur.

7. Islam Tidak Menghancurkan Budaya Jati
Agama Islam memang identik dengan Arab karena Agama ini memang tumbuh dan berkembang pertama kali di Arab, namun bukan berarti menjadi seorang Islam kita serta merta harus menjadi seperti orang Arab dan menghilangkan karakter kita sebagai penduduk Nusantara.

Islam hanya meluruskan pemahaman lama yang salah dan menyesatkan, namun budaya yang baik tetap akan dijaga keutuhannya karena Islam merupakan Agama yang universal dan menghargai berbagai macam perbedaan kaum yang ada didunia ini.
Contohnya meskipun kita telah beragama Islam bukan berarti kita menghilangkan semangat kesukuan kita dan menghilangkan bahasa daerah dan bahasa nasional kita lalu menjadi  berbahasa dan beradat istiadat Arab. Kita tetap bebas menjalankan aktivitas melestarikan adat budaya yang benar.
Kita tetap bisa jadi orang Indonesia seperti biasa, orang Indonesia yang beragama Islam. Ataupun orang Islam yang bernegara Indonesia.

Karena sebenarnya ajaran Islam itu bukanlah ajaran yang baru didunia ini, tapi tuntunan ajaran Islam itu sudah dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad. Dengan demikian Nabi Muhammad menjadi Nabi terakhir yang mengajari kembali umat manusia tentang “Tauhid” dan “Iman” sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Nabi-Nabi terdahulu.

8. Pesan Damai Dari Palestina
Ingatlah ketika Turki masih menguasai Palestina. Negeri itu bebas bagi umat Yahudi dan Kristen yang ingin beribadah kesana. Namun ketika Yahudi mulai kuat, maka umat Islam diusir dari rumah-rumah mereka.

Yahudi berdalih bahwa Israel/Palestina adalah tanah nenek moyang mereka maka mereka berhak kembali kesana. Namun coba fikir, apakah bijak merebut kembali tanah yang sudah didiami selama ribuan tahun oleh Umat lain secara paksa? Terlebih nenek moyang orang Yahudi diperlakukan secara baik oleh orang-orang Muslim. Kenapa sekarang orang-orang Yahudi merasa berhak membunuh orang Muslim? Padahal saat Islam kuat, Islam tak pernah membantai Yahudi.
Orang Yahudi dan Orang Islam sama-sama percaya bahwa Nabi Musa Alaihissalam bersama Bangsa Israel pada suatu masa lalu melarikan diri dari Fir’aun di Mesir menuju Tanah Israel. Dan apa yang disibukkan Yahudi sekarang adalah mereka merasa tanah Israel sekarang ini merupakan “Tanah Yang Dijanjikan” oleh Tuhan kepada Nabi Musa untuk Bangsa Israel. Kalau memang benar demikian, mengapa tidak dengan cara baik-baik kembali lagi kesana? Mengapa harus dengan cara kekejaman? Anehnya mereka yang memulai perang namun kini mereka pula yang merasa diperangi.

Mereka yang merebut rumah-rumah penduduk Palestina namun mereka yang menuduh orang Palestina sebagai teroris. Sungguh naif.

9. Pesan Damai Dari Bosnia
Bosnia sebuah negara yang terletak di Eropa Timur. Sebuah negara yang mayoritasnya beragama Islam.  Pada tahun 90an sempat terlibat perang brutal dengan Serbia yang beragama Kristen. Siapa yang memulai perang? Tentulah pihak Serbia. Apa kesalahan Bosnia sehingga Serbia menyerang Bosnia? Karena dendam lama, bahwa pihak Serbia merasa orang-orang Bosnia merupakan kaki tangan Turki. Maka dari itu ketika bangsa Serbia sudah mulai kuat maka mereka berhak mengusir seluruh Bosnia kembali ke Turki.
Nyatanya orang-orang Bosnia merupakan penduduk tempatan yang secara sukarela masuk Islam. Lalu saat negeri-negeri Balkan lepas dari pengaruh Turki begitu juga dengan Bosnia. Mereka bukan keturunan Turki ataupun orang-orang Turki. Kenapa mereka harus kembali ke Turki? Bosnia merupakan tanah leluhur mereka, hanya sekarang mereka sudah beragama Islam.

Kini keadaan mulai kembali aman di Bosnia dan Serbia, namun benih-benih kebencian Serbia masih tetap melekat kepada umat Muslim, terutama saudara mereka sendiri Bosnia yang beragama Muslim itu.



Demikianlah hasil pemikiran saya terkait betapa istilah “Islam Agama Yang Cinta Damai” itu adalah istilah yang benar. Hanya sayang kini banyak pihak berupaya mencoreng nama Islam. Wahai jiwa-jiwa yang hatinya penuh benci,,, segeralah sadar. Yang benar takkan tertukar dengan yang salah. Ingat umur manusia bukan untuk hidup selamanya!