Imperialisme Dan Kolonialisme Barat Di Indonesia

Imperialisme Dan Kolonialisme Barat Di Indonesia

Imperialisme berasal dari kata bahasa latin yaitu imperare yang berarti “memerintah”. Istilah imperialisme dipopulerkan oleh Perdana Menteri Inggris yang bernama Benjamin Disraeli menjabat pada tahun 1874 hingga 1880, untuk lawan politik yang berseberangan dengannya.

Imperialisme atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah imperialism merupakan sebuah aksi penguasaan negara yang memiliki kekuatan yang besar terhadap negara yang relatif lebih lemah. Imperialisme seolah membentuk kembali kekuatan kekuasaan seperti era empire pada masa lampau yang dilakukan oleh kerajaan lama terdahulu.

Sedangkan kolonialisasi adalah praktek penjajahan pendudukan negara yang lebih kuat terhadap negara yang lebih lemah.

Intinya praktek penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia telah sekaligus masuk pada tahap imperalisme dan kolonialisme, karena pada saat yang sama Belanda telah mempengaruhi dan berkuasa total terhadap politik dan pemerintahan di kawasan Nusantara beserta banyaknya kawasan yang diduduki secara total oleh penduduk Belanda di kawasan yang ada penduduk tempatannya.


Imperialisme adalah ide besar negara yang lebih kuat secara militer terhadap negara yang relatif lebih lemah darinya. Tujuan dari imperialisme untuk mencapai keuntungan ekonomi dan politik.

Indonesia dan hampir semua kawasan di Asia Tenggara mendapat pengalaman pahit pada masa imperialisme barat serta kolonialisasi barat tersebut. Hampir semua kekuasaan resmi sebelumnya yang bersifat kerajaan di kawasan Asia Tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya takluk dibawah pengaruh Asing.

Imperialis Barat yang masuk ke Asia Tenggara dan Indonesia diantaranya Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Perancis. Dimana akhirnya pada masa penjajahan itu bangsa-bangsa penjajah seolah sepakat membagi-bagi daerah jajahan untuk mendapatkan keuntungan masing-masing.

Misalnya Inggris yang berpusat di Malaysia, Singapura, Myanmar dan Brunai Darussalam, sedangkan Spanyol berkuasa total terhadap Filipina, lalu Vietnam, Kamboja dan Laos berada dibawah pengaruh imperialis Perancis. Sedangkan Portugis yang awalnya sempat berkuasa di Melaka (Malaysia) serta kawasan Timur Indonesia akhirnya terpojok dalam persaingan antar sesama penjajah dan terpaksa bertahan di Timor Leste.

Pada masa imperialisme barat terhadap seluruh kawasan dunia seperti Afrika, Amerika dan Asia. Politikus di negara imperial selalu berkampanye untuk mempengaruhi masyarakatnya supaya bangga “menaklukkan” negara lain dan menepikan penderitaan yang dialami daerah jajahan dengan alasan, kedatangan bangsa penjajah ditanah jajahan bertujuan untuk membangun dan memberikan “pendidikan” terhadap daerah jajah supaya daerah jajahan bisa lebih bijak mengelola hasil bumi.

Padahal pada kenyataannya sangat banyak isu daerah jajahan yang mendapat perlakuan tidak adil dari para penjajah di hampir seluruh kawasan di dunia. Termasuk di Indonesia.

baca juga : tujuan portugis, spanyol, belanda, inggris dan jepang menjajah indonesia

Penyebab Berhasilnya Bangsa Barat Menjajah Indonesia

Pada masa dulu, kawasan Indonesia ini tidak memiliki rasa persatuan seperti sekarang. Setiap daerah memiliki kerajaan masing-masing dan saling bersaing antara satu dengan lainnya. Inilah letak peluang besar bagi bangsa barat untuk menganeksasi Indonesia.

Lain halnya dengan Indonesia paska tahun 1945 yang sudah memiliki rasa persatuan dan persaudaraan sehingga bangsa penjajah terpaksa angkat kaki dari Indonesia.

Kedatangan bangsa barat ke Indonesia pada zaman dulu awalnya tidak dianggap sebagai ancaman bagi beberapa kerajaan. Karena mereka terlalu sibuk bersaing antara kerajaan. Hal ini memudahkan aksi para penjajah untuk meraup satu persatu kawasan di Indonesia serta Asia Tenggara pada umumnya.

Beberapa kuasa asing yang pernah menjajah Indonesia diantaranya Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Jepang. Kelima imperialis ini berhasil menguasai kawasan yang kini berdiri negara kita, Indonesia.

Dan penjajah yang paling lama menancapkan kekuasaan di Indonesia ialah Belanda. Dimana mereka berhasil membangun Batavia (Jakarta era Belanda) menjadi ibukota bagi seluruh kawasan jajahannya di Asia Tenggara.

Dikemudian hari, seluruh daerah kekuasaan bekas jajahan Belanda di Asia Tenggara ini melepaskan diri dari pengaruh Belanda dan memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu negara kita tercinta Indonesia.

Proses mencapai kemerdekaan bukanlah hal yang mudah mengingat imperialisme Belanda terhadap Indonesia sudah mengakar cukup lama, serta adanya pihak pribumi yang loyal terhadap Belanda akibat dari berhasilnya propaganda Belanda di beberapa kawasan koloni yang membaurkan penduduk Belanda dan Pribumi.

Sehingga aksi merebut kemerdekaan dari Belanda bukan hanya tentang perang antara penduduk pribumi yang anti Belanda tetapi juga perang antara pribumi dengan dua lawan sekaligus yaitu Belanda serta Pribumi yang loyal terhadap Belanda.

Perlu diketahui bahwa ide imperalisme ini tidak serta merta selalu didukung oleh rakyat kawasan jajahan. Sehingga terkadang ada momen dimana negara penjajah harus berhadapan dengan oposisi politik di negaranya beserta pemberontakan di daerah jajahannya sehingga mengakibatkan kawasan jajahan bisa melepaskan diri dari pengaruh negara penjajah.

Imperialisme bersifat tamak, yang terselubung dengan semangat “kejayaan” bagi suatu negara. Karena kejayaan suatu negara imperial selalu diidentikkan dengan seberapa banyak daerah jajahannya serta hasil kekayaan yang berhasil dijarahnya.

Semangat dan ambisi menaklukkan yang sudah mendarah daging sejak ribuan atau puluhan ribu tahun dibenak manusia di seluruh bumi inilah yang harus kita perangi. Itulah sebabnya sekarang kita tidak perlu membayangkan kalau negara yang hebat itu adalah negara yang banyak daerah jajahannya sebagaimana terjadi pada era kolonialisme Eropa terhadap dunia diluarnya.

Kebanggan sebagai bangsa yang kuat dan tangguh sekarang telah beralih kearah yang lebih positif di gelanggang olahraga. Itulah sebabnya terkadang kita selalu menemukan persaingan ketat antara beberapa negara seolah berusaha membuktikan bahwa mereka adalah negara yang paling kuat didunai di bidang olahraga, terutama sepakbola.


Imperialisme adalah ide kejam yang harus dimusnahkan dari seluruh muka bumi. Itulah yang menjadi cita-cita negara kita, Indonesia yang merdeka dan menjadi kuat tanpa harus meniru gaya imperialisme.